GORESAN PENA YANG MENGGEGERKAN DUNIA
KARYA GADIS AMERIKA
YANG DILINDAS BULDOZER HIDUP-HIDUP
KARYA GADIS AMERIKA
YANG DILINDAS BULDOZER HIDUP-HIDUP
LET ME STAND ALONE
BIARKAN AKU BERDIRI SENDIRIAN
Rachel Corrie
13,8 x 21 cm
526+xlii halaman
Soft Cover + Flap
ISBN: 978-979-18193-0-5
Harga: Rp. 88.000,-
13,8 x 21 cm
526+xlii halaman
Soft Cover + Flap
ISBN: 978-979-18193-0-5
Harga: Rp. 88.000,-
“Kita harus memahami bahwa mereka memimpikan mimpi-mimpi kita, dan kita memimpikan mimpi-mimpi mereka.”—Rachel Corrie
Suara seorang perempuan muda yang—berapi-api dan puitis—bergumul dengan ide-ide universal, yang sekaligus mencatat kisah perjalanan pribadi yang berakhir singkat.
BAGAIMANA KITA MENEMUKAN JALAN HIDUP DI DUNIA FANA INI? BAGAIMANAKAH TINDAKAN-TINDAKAN KITA MEMPENGARUHI ORANG LAIN? APA HUTANG KITA KEPADA SELURUH UMAT MANUSIA? SEMUA ITU MERUPAKAN PERTANYAAN-PERTANYAAN ABADI YANG DENGAN BEGITU FASIH DILONTARKAN RACHEL CORRIE, SEORANG AKTIVIS MUDA AMERIKA YANG TEWAS PADA 16 MARET 2003, SAAT BERUSAHA MENGGAGALKAN PENGHANCURAN SEBUAH RUMAH MILIK WARGA PALESTINA DI GAZA. SAAT ITU USIANYA BARU 23 TAHUN.
SOSOK YANG SANGAT LANGKA: CERDAS, LINCAH, ENERGIK, SOLIDER, TAPI MAU MENGORBANKAN NYAWA DEMI SATU KELUARGA BIASA DAN ASING, SERTA DIAPRESIASI BERBAGAI KALANGAN, MULAI DARI BUDAYAWAN KONDANG, POLITISI, HINGGA AKTOR FILM TERNAMA YANG DENGAN BANGGA MENYUTRADARAI DRAMA KEHIDUPANNYA PADA 2004
NAMUN DILARANG DAN DIBERANGUS REZIM ADIDAYA
NAMUN DILARANG DAN DIBERANGUS REZIM ADIDAYA
Let Me Stand Alone mengungkap bakat [Rachel] Corrie yang mencolok sebagai pujangga dan penulis, sekaligus menuturkan kisah hidupnya dalam kata-katanya sendiri, mulai dari renungan-renungannya yang paling awal hingga rangkaian e-mail terakhirnya. Tulisannya menghidupkan segala hal yang bermakna di usia muda—munculnya kesadaran diri, haus akan cita-citanya sendiri, dan keinginan menjalin hubungan dengan selainnya, dekat maupun jauh.
Dilengkapi pengantar dan catatan dari keluarganya, kompilasi tulisan, gambar, dan puisi Corrie meluapkan kegairahan dan menumbuhkan semangat sosok anak muda yang tekad kuatnya terhadap sebuah dunia yang lebih baik dan lebih damai, membawanya dari Olympia, Washington, ke Timur Tengah.
Corrie menulis tentang isu-isu yang mencuat di masanya, juga tentang kecemasan seorang remaja Amerika; semuanya dengan gairah, rasa kasih, wawasan, dan humor yang menggebu-gebu. Tulisannya mengumandangkan pendiriannya serta menggemakan keyakinan yang telah lama dijunjungnya perihal ke-satu-an (oneness) umat manusia seluruhnya
Tentang Pengarang
Rachel Corrie lahir pada 10 April 1979 di Olympia, Washington, sebelah selatan Puget Sound. Semasa sekolah, dia aktif sebagai sukarelawan yang menyoal masalah kelaparan, gelandangan, dan lingkungan di Baratdaya Pasifik. Setelah merampungkan studinya dalam bidang seni liberal di Evergreen State College, Corrie bertolak ke wilayah pendudukan Palestina pada Januari 2003. Di Rafah, Jalur Gaza (Palestina), dia mengabdikan diri sebagai aktivis perdamaian tanpa kekerasan dan pengamat hak asasi manusia hingga dirinya menemui kematian [tragis akibat dilindas buldozer milik Israel] pada 16 Maret 2003. Corrie adalah penulis, pujangga, dan seniman bersemangat dan sangat peduli terhadap semua hal yang berkenaan dengan umat manusia.
Dilengkapi pengantar dan catatan dari keluarganya, kompilasi tulisan, gambar, dan puisi Corrie meluapkan kegairahan dan menumbuhkan semangat sosok anak muda yang tekad kuatnya terhadap sebuah dunia yang lebih baik dan lebih damai, membawanya dari Olympia, Washington, ke Timur Tengah.
Corrie menulis tentang isu-isu yang mencuat di masanya, juga tentang kecemasan seorang remaja Amerika; semuanya dengan gairah, rasa kasih, wawasan, dan humor yang menggebu-gebu. Tulisannya mengumandangkan pendiriannya serta menggemakan keyakinan yang telah lama dijunjungnya perihal ke-satu-an (oneness) umat manusia seluruhnya
Tentang Pengarang
Rachel Corrie lahir pada 10 April 1979 di Olympia, Washington, sebelah selatan Puget Sound. Semasa sekolah, dia aktif sebagai sukarelawan yang menyoal masalah kelaparan, gelandangan, dan lingkungan di Baratdaya Pasifik. Setelah merampungkan studinya dalam bidang seni liberal di Evergreen State College, Corrie bertolak ke wilayah pendudukan Palestina pada Januari 2003. Di Rafah, Jalur Gaza (Palestina), dia mengabdikan diri sebagai aktivis perdamaian tanpa kekerasan dan pengamat hak asasi manusia hingga dirinya menemui kematian [tragis akibat dilindas buldozer milik Israel] pada 16 Maret 2003. Corrie adalah penulis, pujangga, dan seniman bersemangat dan sangat peduli terhadap semua hal yang berkenaan dengan umat manusia.
Untuk pemesanan buku, silahkan menggunakan Contact Me form
5 komentar
Write komentarmaap nih bukan maksudnya spam, tp cuma mau ngasih PR buat blog ini, boleh kan :D
Replycek disini ya
http://bayi-ajaib17.blogspot.com/2009/01/dapat-pr-dari-temen-blogger_02.html
selamat mengerjakan :D
thanks PR-nya, secepatnya dikerjain:D
Replyterimasih tulisannya , saya minta izin untuk dijadikan bahan artikel ya
Replyterimakasih, saya jadikan bahan tulisan di blog saya ya postingan ini
Reply@Sanur Sukur: Silahkan, asalkan anda mencantumkan link blog ini.
Reply